Fungisida Sistemik dan Kontak untuk Cabai Tidak Kena Jamur

Fungisida Sistemik dan Kontak untuk Cabai Tidak Kena Jamur
Fungisida Sistemik dan Kontak untuk Cabai Tidak Kena Jamur

jiwapetani.com – Untuk mengatasi terhambatnya pertumbuhan tanaman cabai akibat terserang penyakit jamur, diperlukan fungisida sistemik dan kontak untuk cabai. Sebab meskipun pertumbuhan dan perawatannya mudah, tanaman cabai lebih rentan terserang hama penyakit dari jamur.

Indonesia memang dikenal sebagai rumah bagi berbagai makanan bercita rasa pedas, sehingga cabai menjadi salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan. Bahkan, jenis tumbuhan ini tergolong sebagai salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi.

Oleh karena itu, penting bagi setiap petani cabai untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanamannya dengan baik agar hasilnya berkualitas. Sebab selain mempengaruhi kualitas hasil, serangan hama jamur juga bisa berpotensi merusak panen.

Salah satu cara mencegah serangan hama ini adalah dengan menggunakan fungisida sistemik dan kontak untuk cabai. Sebelum mengetahui perbedaan dari kedua jenis tersebut serta cara aplikasinya, sebaiknya pahami dulu apa saja bahaya jamur (fungi) bagi tanaman.

Bahaya Jamur bagi Pertumbuhan Tanaman Cabai

Pernahkah Anda melihat bercak cokelat kehitaman yang meluas menjadi busuk atau melunak pada buah cabai? Hal tersebut adalah salah satu contoh bahaya jamur bagi perkembangan tanaman yang disebut dengan penyakit antraknosa.

Patogen fungi atau jamur menyerang tanaman budidaya melalui penetrasi langsung pada permukaan tanamannya untuk masuk pada inang. Bahkan, fungi disebut sebagai penyebab terbesar penyakit pada tanaman pangan di Indonesia selain bakteri, virus, dan lainnya.

Penyakit akibat fungi pada tanaman harus dihindari sebab dapat berbahaya karena bersifat merusak, merugikan, dan bahkan menjadi endemik. Dampaknya, jumlah hasil produksi atau panen menjadi menurun serta mutu dan kualitasnya menjadi kurang baik.

Baca juga: Campuran Gramoxone Agar Rumput Cepat Mati Sampai Akar

Untuk mengendalikan potensi dampak atau bahaya tersebut, para petani umumnya menggunakan fungisida sistemik dan kontak untuk cabai. Namun sebelum itu, perlu dilakukan identifikasi jenis fungi seperti apa yang menyerang tanamannya.

Untuk mengidentifikasi jenis fungi tersebut bisa dilihat berdasarkan bahaya atau gejala penyakit seperti apa yang timbul pada tumbuhan sebagai substratnya. Selain itu juga bisa dilihat dari pertumbuhan koloni serta ciri morfologi sesuai karakter jamurnya.

Jenis-Jenis Penyakit Jamur yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

Berdasarkan jenis bahaya atau penyakit yang ditimbulkan, ada beberapa jenis fungi yang sering teridentifikasi menyerang cabai. Berikut ini adalah informasi terkait 5 jenis penyakit akibat jamur beserta dampak gejala yang ditimbulkannya:

  1. Layu Verticillium, disebabkan oleh Verticillium dahliae, yaitu sejenis fungi patogenik yang kerap menyerang berbagai jenis tanaman hortikultura. Ciri utamanya yaitu tumbuhan terlihat kerdil, daun menguning hingga rontok, kemudian mengalami layu permanen hingga akhirnya mati.
  2. Hawar Phytophtora, disebabkan oleh fungi patogen berjenis Phytophtora, baik itu Phytophtora capsici maupun infestans. Hawar umumnya mempengaruhi bagian batang yang kemudian diikuti dengan daun layu hingga akhirnya mati.
  3. Anthracnose (antraknosa), adalah infeksi yang menyebabkan terbentuknya lesi bulat gelap berupa bintik-bintik menonjol atau bintik kecil berdiameter 1 inci. Penyebab paling umum dari antraknosa adalah fungi jenis Colletotrichum serta Gloeosporium sp.
  4. Embun tepung atau daun menghitam, ciri utamanya adalah muncul bercak memutih maupun menghitam pada permukaan daun. Penyebab umumnya adalah cendawan atau fungi Erysiphae diffusa yang sporanya menyebar melalui angin.
  5. Bercak daun Cercospora, ditandai oleh lesi besar melingkar pada bagian daun dan batang berupa bintik cokelat tua berpusat abu-abu terang dengan diameter hingga setengah inci. Penyakit akibat jamur Cercospora sp ini dapat menyebabkan daun menguning hingga mengalami penggundulan.
Baca juga:  Cara Berkembang Biak Mangga dengan Batang: Rahasia Tumbuh Subur di Baliknya!

Tergantung pada jenis penyakit yang menyerang, fungisida sistemik serta kontak untuk cabai dapat digunakan untuk mencegah maupun mengendalikan pertumbuhan jamurnya. Jadi, sebelum diberi fungisida, perlu dilakukan diagnosis penyebab penyakitnya terlebih dahulu.

Perbedaan Fungisida Sistemik dan Kontak untuk Cabai Dalam Mencegah Jamur

Berdasarkan cara kerjanya di dalam tubuh tumbuhan target, fungisida dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu sistemik dan kontak. Berikut ini adalah perbedaan antara kedua jenis fungisida tersebut:

1. Fungisida Sistemik

Perbedaan fungisida sistemik dan kontak untuk cabai dapat dilihat dari proses penyerapan dan distribusinya. Fungisida sistemik akan diserap oleh organ tanaman lalu disebar ke bagian lainnya melalui pembuluh angkut maupun bagian dalam sel secara menyeluruh.

2. Fungisida Kontak

Jika fungisida sistemik akan terdistribusi secara menyeluruh, maka fungisida kontak hanya akan bekerja pada bagian yang disemprotkan langsung saja. Jadi, jenis ini tidak dapat menembus jaringan tanaman, namun lebih efektif membunuh fungi dengan kontak langsung.

Berdasarkan perbedaan antara fungisida sistemik dan kontak untuk cabai di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing jenis ini memiliki tipe serangan yang spesifik. Umumnya, fungisida sistemik diaplikasikan pada fase pertumbuhan awal tanamannya.

Baca juga: Fungisida untuk Padi Bunting agar Terhindar dari Kerusakan

Artinya, jenis ini cocok untuk langkah preventif alias pencegahan. Adapun fungisida kontak biasanya diterapkan secara langsung pada bagian yang sudah terlanjur terinfeksi oleh fungi, misalnya dengan disemprotkan pada organ daun maupun batangnya.

Tips Memilih Fungisida Sistemik dan Kontak untuk Cabai serta Cara Aplikasinya

Umumnya, serangan penyakit akibat hama berupa fungi kerap menyerang tanaman cabai pada musim penghujan. Akibat hujan, kondisi lahan menjadi lembab dan basah sehingga perkembangbiakan jamurnya menjadi lebih cepat dan masif.

Baca juga:  Manfaat Kwaci Bunga Matahari Bagi Kesehatan

Untuk menghindari maupun menanggulangi hal ini, diperlukan strategi khusus dalam memilih jenis fungisida sistemik dan kontak untuk cabai. Berikut tips yang bisa Anda terapkan untuk menentukan pilihan fungisida terbaik sesuai kondisi tanamannya.

1. Identifikasi potensi penyakitnya

Identifikasi potensi penyakitnya dengan cara menganalisis kondisi lahan serta potensi penyakit yang mungkin muncul. Sebagai langkah pencegahan, aplikasikan fungisida sistemik sesuai potensi penyakitnya mulai dari tanaman berumur 1 minggu hingga 1 bulan.

2. Kenali gejala

Jika sebelumnya tanaman belum pernah diberi fungisida sistemik sebagai langkah pencegahan, amati gejala yang timbul pada tumbuhan cabainya. Jika terlanjur diserang fungi, aplikasikan fungisida kontak langsung pada bagian yang terserang hama jamurnya.

3. Terapkan fungisida ganda

Jika langkah pencegahan melalui fungisida sistemik sudah dilakukan namun serangan hama masih saja ditemukan, terapkan produk berbahan aktif ganda. Fungisida ganda adalah kombinasi antara fungisida sistemik dan kontak untuk cabai.

Tips ketiga ini sangat baik, efektif, dan efisien diterapkan untuk memberikan perlindungan atau proteksi sekaligus mengendalikan hama. Efektif tidaknya bisa dilihat dari pulihnya kondisi atau gejala hingga tumbuhan tersebut kembali normal.

Untuk cara aplikasi produk berbahan aktif ganda, bisa dilakukan dengan cara mixing alias mencampurkan antara bahan aktif satu dengan lainnya. Namun, diperlukan takaran serta teknik mencampur yang baik agar hasilnya benar-benar efektif sesuai ekspektasi.

Jika tidak memahami takaran serta cara mencampur bahan, Anda bisa menggunakan produk siap pakai yang sudah mengandung bahan aktif ganda. Cara kedua ini lebih mudah dan praktis sebab kandungan bahannya telah diformulasi oleh produsen.

Selain itu, perhatikan pula interval waktu aplikasinya dengan melihat kondisi cuaca maupun tanaman. Jika cuaca hujan dan lembab, aplikasikan setiap 2-3 hari sekali. Sedangkan pada cuaca kemarau dan kering, aplikasikan kira-kira setiap interval 5-7 hari sekali.

Selain menggunakan produk berbahan aktif ganda, Anda juga bisa menggunakan jenis sistemik di awal lalu dilanjutkan jenis kontak setelah cabainya dewasa. Dengan kombinasi penggunaan fungisida sistemik dan kontak untuk cabai, hasilnya akan lebih efektif.