Pemupukan cabe setelah tanam dengan tepat adalah salah satu kunci mendapatkan tanaman yang sehat dan subur. Sehingga bisa menghasilkan panen yang melimpah dan mendatangkan keuntungan yang maksimal bagi para petani.
Cabe termasuk salah satu jenis sayuran yang setiap hari dibutuhkan mulai dari sektor industri, bisnis kuliner, hingga rumah tangga. Sehingga permintaan akan komoditas yang satu ini tidak pernah sepi bahkan selalu tinggi setiap harinya.
Menanam cabe tidak hanya bisa dilakukan oleh petani. Anda yang tertarik dengan dunia pertanian mungkin perlu mulai menanam cabe di pekarangan rumah. Untuk menghasilkan panen yang banyak, perhatikan cara pemupukannya.
Cara Pemupukan Cabe Setelah Tanam
Tidak bisa dipungkiri, pupuk menjadi salah satu kebutuhan utama dalam dunia pertanian. Dengan pemberian pupuk secara tepat, tanaman Anda dapat tumbuh secara maksimal dan memberikan hasil panen yang memuaskan.
Dalam menanam cabe, pemupukan juga merupakan bagian yang harus diperhatikan. Meskipun pupuk bisa menyuburkan, namun pengaplikasian yang salah justru bisa membuat tanaman cabe mati.
Untuk itu, Anda harus memahami cara pemupukan cabe setelah tanam mulai dari hari pertama. Nah, agar tanaman cabe Anda memberikan hasil panen yang memuaskan, kami akan memberikan panduan pemupukan cabe pada hari pertama sampai hari ke-30.
Baca juga: Obat Rumput Padi Tidak Mati yang Ampuh, Petani Harus Tahu!
Pemupukan Cabe Usia 1 sampai 30 Hari
Perlu Anda ketahui, tanaman cabe yang berusia 1 sampai 30 hari adalah masa-masa rentan. Ini karena akar tanaman serta daya hidup tanaman secara keseluruhan masih sangat kurang.
Dengan kerentanan tersebut, sebaiknya Anda menghindarkan tanaman cabe dari pengaplikasian pupuk kimia. Sebaliknya, pada rentang usia 1 sampai 30 hari gunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.
Pemupukan cabe setelah tanam dengan pupuk kimia lebih berisiko membuat tanaman mati akibat akar tanaman muda yang belum adaptif dengan kondisi lahan. Sedangkan pupuk organik dinilai lebih aman bagi tanaman cabe yang baru saja ditanam.
Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman cabai bisa berupa kotoran ayam kering yang sudah dijemur untuk mendapatkan kotoran yang kadar kelembabannya rendah. Penggunaannya bisa memakai perbandingan 1:3.
Yaitu 1 bagian kotoran ayam untuk 3 bagian tanah. Selanjutnya, campurkan pupuk kandang tersebut pada tanah di sekitar tanaman cabai Anda. Pastikan pengukuran dosis dilakukan secara tepat.
Pemupukan cabe setelah tanam dengan pupuk kandang dari kotoran ayam tidak boleh melebihi perbandingan 1:3. Kadar kotoran ayam yang terlalu banyak justru bisa merusak tanaman dan membusukkan akar akibat kandungan ammonia yang bersifat asam.
Pada usia awal tanam, pastikan Anda tidak memberikan pupuk kimia seperti urea, TSP, dan KCL. Terlebih pada tanaman yang baru disemai. Ini karena pH pupuk kimia cenderung tidak cocok dengan kecambah tanaman cabe.
Sehingga apabila Anda memaksakan memberikan pupuk anorganik seperti urea, TSP, dan KCL justru kemungkinan tanaman mati sangat besar. Adapun jika usia tanaman sudah lebih dari 30 hari, Anda bisa mempertimbangkan pemberian pupuk anorganik.
Baca juga: Mengenal Kandungan Pupuk KCL dan Fungsinya Bagi Tanaman
Pemupukan Cabe dengan Pupuk Anorganik
Karena, setelah melewati masa 30 hari setelah tanam, akar-akar tanaman memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap perubahan pH maupun suhu. Pasca usia 30 hari, pemupukan cabe setelah tanam bisa dilanjutkan dengan penggunaan pupuk anorganik.
Rangsangan dari pupuk anorganik atau pupuk kimia bisa membuat tanaman cabe tumbuh dengan lebih sehat dan subur. Selain itu juga bisa merangsang tanaman menghasilkan buah yang lebih besar.
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat menggunakan bahan-bahan kimiawi seperti NPK, TSP, hingga urea. Bahan-bahan kimia dalam pupuk anorganik dapat membantu tanaman memperoleh nutrisi yang lebih baik.
Meski demikian, pemupukan cabe setelah tanam tetap memerlukan pupuk organik pasca usia 30 hari. Ini karena pupuk organik membantu menggemburkan tanah kembali dan menjaga kandungan unsur hara dalam tanah.
Sementara pemberian pupuk anorganik secara dominan justru berisiko mengganggu kondisi tanah yang bisa berefek negatif pada tanaman. Maka dari itu, hal ini perlu diperhatikan dengan baik apabila Anda tidak ingin tanaman cabe layu atau bahkan mati.
Pemupukan Tanaman Cabe Menjelang Berbuah
Waktu berbuah tentu menjadi masa yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Jika menginginkan buah terbaik yang berukuran besar dan banyak, Anda juga harus memperhatikan pemberian pupuk pada tanaman cabe jelang berbuah.
Ketika menjelang berbuah, pemupukan cabe setelah tanam dengan pupuk anorganik harus dihentikan khususnya pada saat masa penyerbukan dan masa berbunga. Pemberian pupuk yang masih bisa dilakukan yaitu pupuk organik cair serta larutan pupuk phonska cair.
Selain itu, bisa juga memberikan pupuk kandang berupa kotoran ayam yang sudah kering. Caranya yaitu menggali tanah di sekitar tanaman, kemudian kotoran ayam kering dicampurkan ke galian tersebut.
Tujuan pemberian kotoran ayam kering dengan cara ini yaitu untuk memberikan unsur hara ke tanah serta menyediakan sirkulasi udara yang baik dalam tanah.
Jenis-Jenis Pupuk untuk Tanaman Cabe
Pemupukan cabe setelah tanam secara tepat harus bersesuaian dengan pemilihan pupuk yang tepat pula. Tanaman cabe adalah tanaman yang tumbuh dengan baik di tanah gembur yang kaya bahan organik serta memiliki pH netral.
Nah, untuk mendapatkan kualitas cabe terbaik dengan buah yang besar dan hasil panen melimpah, pertimbangkan menggunakan jenis-jenis pupuk di bawah ini.
1. Pupuk Kandang
Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, pupuk kandang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman cabai. Penggunaan pupuk organik sangat disarankan karena dapat memperbaiki kondisi tanah seperti porositas, permeabilitas.
Pemupukan cabe setelah tanam dengan pupuk organik mampu meningkatkan produktivitas cabai karena kandungannya kaya akan unsur hara. Seperti nitrogen, kalium, fosfor, kalsium, dan magnesium yang sangat dibutuhkan tanaman.
Pupuk kandang juga bisa meningkatkan daya tahan tanaman sehingga aman dari serangan hama dan penyakit baik di musim hujan maupun kemarau. Penggunaan pupuk kandang sangat disarankan terutama saat pertama kali disemai baik itu di polybag ataupun tanah.
2. Pupuk Larutan Phonska Cair
Pemberian pupuk larutan phonska cair dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tunas pada ketiak daun. Pupuk larutan phonska cair juga dapat merangsang pembentukan bunga serta buah sehingga buahnya lebih lebat.
Pemupukan cabe setelah tanam menggunakan pupuk larutan phonska cair sangat cocok digunakan pada saat musim hujan. Keunggulannya yaitu dapat memulihkan tanaman dari hama serta penyakit dengan cara menyiramkannya ke bagian tanaman yang diserang.
3. Pupuk Kompos dan Pupuk Daun
Ini merupakan pupuk alami yang terdiri dari unsur alam seperti dedaunan hingga sisa-sisa makanan, kulit buah, serta unsur alami lainnya yang dicampurkan bersama dengan tanah.
Pupuk kompos juga mengandung unsur hara yang sangat penting untuk tanaman serta kualitas kondisi tanah seperti nitrogen, fosfor, magnesium, kalium, dan kalsium.
4. Pupuk Anorganik
Sementara pupuk anorganik adalah pupuk buatan dari bahan-bahan kimia yang membantu memenuhi kebutuhan unsur hara dalam tanah. Beberapa pupuk anorganik yang bisa Anda gunakan untuk tanaman cabe yaitu KCL, urea, NPK, dan SP-36.
Pemupukan menjadi salah satu proses yang krusial dalam menanam cabai. Pastikan melakukan pemupukan cabe setelah tanam seperti panduan di atas jika menginginkan buah besar dan melimpah.